Salah
satu ayat (QS 17:13) yang dijadikan dasar bahwa tiap2 diri dari manusia
itu telah ditetapkan baik dan buruknya atau dalam bahasa lainnya
tentang Takdirnya, qadha dan qadharnya serta surga dan neraka pada
akhirnya di akherat kelak :
وَكُلَّ = dan tiap-tiap
إِنْسَانٍ = manusia
أَلْزَمْنَاهُ = kami gantungkan
طَائِرَهُ = kalungnya
فِي = pada
عُنُقِهِ = lehernya
وَنُخْرِجُ = dan akan kami keluarkan
لَهُ = baginya
يَوْمَ الْقِيَامَةِ = di hari kiamat
كِتَابًا = sebuah kitab
يَلْقَاهُ = ditemuinya
مَنْشُورًا = terbuka
Terjemahan Depag :
QS 17:13. Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal
perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami
keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya
terbuka.
Tafsir Jalalain :
Tafsir Al-Jalalayn, dengan
mengutip Muhajid sebagai sumber pendukung, menjelaskan ayat ini
demikian: "Tidak seorangpun yang di lahirkan tanpa selembar kertas yang
diikatkan pada lehernya dan bertuliskan apakah ia susah atau bahagia."
Disinilah letak kesalahan fatal yang diakibatkan oleh penafsiran yang
akibatnya sangat buruk bagi pengikut Muhammad saat ini karena
mempercayai penafsiran2 para ulamanya dimana setiap manusia sudah
ditetapkan baik dan buruknya sebelum dilahirkan ke dunia termasuk
penetapan surga dan neraka. Penafsiran ini menurut akal kita bathil atau
salah besar.
Jika ayat tersebut kita terjemahkan menurut per kata maka akan tersusun kalimat :
QS 17:13. Dan tiap-tiap manusia kami gantungkan kalungnya pada lehernya
dan akan kami keluarkan baginya di hari kiamat sebuah kitab ditemuinya
terbuka.
Apa yang Allah gantungkan di leher tiap2 manusia? Yang
digantungkan adalah SEBUAH RECORDER (alat perekam) yang akan menjadi
sebuah kitab (diibaratkan sebuah kitab) yang akan terbuka baginya di
hari kiamat kelak. Hal ini dikuatkan oleh ayat setelahnya.
QS 17:14 Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri di hari ini (kiamat) atas dirimu menghisabnya.
QS 17:15. Barang siapa mengikuti petunjuk maka sesungguhnya petunjuk
itu untuk dirinya sendiri dan barang siapa tersesat maka dia sendiri
yang menyesatkan dirinya sendiri. Dan tidak dapat seseorang memikul
beban orang lain. Dan tidaklah kami mengazab sebelum/sehingga kami
mengutus utusan.
Ini menjadi salah satu bukti berbahayanya
sebuah penafsiran, seharusnya kitab Al Qur'an diterjemahkan menurut
terjemahan kata-katanya tanpa mengikutkan penafsiran2 di dalam
terjemahan itu.
0 komentar:
Posting Komentar